Langsung ke konten utama

Teman

Teman.

Teman adalah orang yang menemani di kala sendiri,menghibur di kala sedih, membimbing di kala tersesat, menuntun di kala tergelincir, menasehati di kala butuh kepada nasehat, mengingatkan di kala lupa, memberi pertolongan di kala susah, memberi support dan motivasi di kala merasa putus asa, dan masih banyak lagi definisi-definisi lain yang berkenaan dengan teman. Tergantung dari persepsi-persepsi masing-masing orang mengenai bagaimana menerjemahkan, mendefinisikan, dan menginterpretasikan makna leksikal teman. Adapun definisi yang telah disebutkan tadi merupakan kriteria dan karakteristik seorang teman yang baik. Kriteria dan karakteristik yang perlu diperhatikan dan dicermati dalam memilih teman yang baik.

Namun –sudah menjadi Sunnatulloh-, bahwasanya jikalau ada yang baik, maka pasti ada yg buruk. Apabila ada yang haq, maka ada juga yang bathil. Ada laki-laki, ada juga perempuan. Ada sehat, ada juga sakit. Ada surga, ada pula neraka. Jadi, kesimpulannya adalah, apabila Allah menciptakan sesuatu, maka Dia juga menciptakan lawan dari sesuatu itu sebagaimana contoh yang telah disebutkan secara garis besar di atas. Lantas, mengapa demikian?

Jawabannya adalah agar kita –umat manusia- dapat membedakan, memilah-milah, dan membandingkan mana yang baik dan mana yang buruk. Tujuan yang paling utama adalah agar kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah di balik itu semua. Kalau kita menginginkan kebahagian dan kesuksesan di dunia dan akhirat, maka tentulah kita akan mengambil yang baik. Sebaliknya, kalau kita menginginkan kegagalan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat, maka tentulah kita akan mengambil yang buruk. Tetapi, apakah kita mau hidup dalam kegagalan dan kesengsaraan senantiasa di dunia dan akhirat? Pasti jawabannya tidak. Orang yang memiliki dan berpikir dengan akal sehat pastilah menjawab tidak.

Nah, sama halnya dengan persahabatan. Kita harus benar-benar pintar dan kritis dalam memilih teman. Kalau kita menginginkan seseorang yang mengingatkan kita di saat kita salah dan lupa, membimbing kita ke jalan yang benar, mengajak kepada yang haq, dan menjauhkan kita dari kesesatan, maka tentu kita akan memilih teman yang baik. Begitu pula sebaliknya, kalau kita menginginkan seseorang yang mengajak kepada kesalahan, membimbing kita ke jalan yang sesat, maka tentu kita akan memilih teman yang buruk. Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimanakah sosok seorang teman yang baik dan bagaimanakah sosok seorang teman yang buruk?

Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam –dalam hadits yang masyhur dan sebahagian dari kita juga pernah mendengar- memberi perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk dengan penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.

Apa kaitannya antara teman yang baik dengan penjual minyak wangi? Filosofinya adalah –sebagaimana telah dijelaskan sedikit dalam lanjutan hadits-, kita berteman dengan penjual minyak wangi. Meskipun kita tidak membeli minyak wanginya, minimal, harum dari minyak wangi jualannya melekat pada kita.
Nah, kaitannya dengan teman yang baik adalah, kalau kita berteman dan bergaul dengannya, Insya Allah, apa yang dibawa dan disampaikannya adalah yang baik-baik. Meskipun kita hanya mengambil sedikit manfaat darinya, minimal, kita terkena imbas kebiasaan baiknya. Umumnya seperti itu. Misalnya, teman kita menyisihkan sebagian uang jajannya untuk berinfaq. Tanpa disadari, kita akan mengikuti apa yang dilakukannya. Biasanya, kita akan merasa malu kalau teman kita sedang melakukan kebaikan, dan kita berada di sampingnya, kita tidak melakukan hal yang sama. Dengan begitu, jika menjadi kebiasaan, maka akan berbuah kebaikan. Umumnya seperti itu, walaupun ada saja yang acuh tak acuh dengan apa yang dilakukan temannya. Kira-kira seperti itu filosofi sederhananya.

Selanjutnya, apa kaitannya antara teman yang buruk dengan seorang pandai besi? Filosofinya adalah –sebagaimana juga dijelaskan sedikit dalam lanjutan hadits-, kita berteman dengan seorang pandai besi. Meskipun kita tidak membantu pekerjaanya, minimal, percikan apinya akan melubangi pakaian kita dan bau asapnya melekat pada kita.
Nah, kaitannya dengan teman yang buruk adalah, kalau kita berteman dan bergaul dengan teman yang buruk, apa-apa yang dibawanya dan disampaikannya adalah yang buruk pada umunya. Meskipun kita tidak terlalu dekat dengannya, minimal, kita terkena imbas kebiasaan buruknya. Misalnya, teman kita merokok. Mungkin ada rasa malu ketika kita melihat teman sedang merokok, sedangkan kita hanya berada di sampingnya termenung melihat kepulan asap rokok yg keluar dari mulutnya. Sehingga, kita terbawa untuk merokok. Ini dia malu yang salah! Malu dikatakan nggak ikut mode, ketinggalan zaman, atau apalah yang sejenis. Seandainya malu yang seperti itu yang menjadi landasan kita dalam hidup, percayalah, kita akan senantiasa terjerumus ke dalam bujukan-bujukan dan rayuan-rayuan dari teman kita yang mengarah kepada keburukan. Kira-kira seperti itu filosofi sederhananya.

Ringkasnya, sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan kita tergantung dengan siapa kita bergaul. Sebagaimana sabda beliau Shollallahu 'Alaihi Wasallam: “Seseorang itu tergantung kepada agama temannya. Maka, hendaknya masing-masing dari kalian memerhatikan siapa yang ia temani.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dari Abu Hurairah dan dihasankan oleh Al-Albani)

Makna ‘agama’ dalam hadits tersebut adalah sifat, perilaku, tingkah laku, dan kebiasaan temannya. Jadi, sifat seseorang itu tergantung kepada siapa yang ia temani. Kalau orang tersebut berteman dan bergaul dengan orang yang baik, maka cerminan ia di hadapan orang akan baik. Sebaliknya, kalau orang tersebut berteman dengan orang yang buruk, maka cerminan ia di hadapan orang akan buruk. Oleh karenanya, salah satu cara untuk mengetahui sifat teman kita adalah dengan siapa yang ia temani selain kita. Umumnya seperti itu.

Sekarang, kita sudah mengetahui bagaimanakah sosok seorang teman yang baik dan bagaimanakah sosok seorang teman yang buruk. Apakah sudah cukup? Masih belum cukup, kawan! Karakteristik teman yang baik dan teman yang burukyang telah dipaparkan tadi masih terlalu umum. Sebenarnya sudah cukup, tetapi agar lebih yakin, kita perlu memilah-milah kembali. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita memilah-milahnya?

Ada seorang Alim Ulama yang membagi teman ke dalam beberapa kelompok. Beliau membagi kepada 4 kelompok:

1. Teman seperti makanan pokok.
Teman yang seperti ini sangat dibutuhkan. Andai kelompok yang satu ini tidak ada, maka hati kita akan terasa hampa dan bisa-bisa terjerumus dalam kesesatan. Sama halnya dengan kebutuhan kita kepada makanan pokok. Tanpa makanan pokok, maka support tenaga dalam tubuh akan terasa kurang dan tidak lengkap. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah para ulama, para masyaikh, ahli ilmu, penuntut ilmu, buku, dan lain-lain yang mana tingkat kebutuhan kita kepada kelompok ini adalah primer dan prioritas. Tentu, ilmu yang dimaksud dalam konteks ini adalah ilmu agama.

2. Teman seperti obat.
Teman yang seperti ini dibutuhkan di saat memang kita butuhkan. Begitu pula obat. Kalau kita sedang sakit, maka kita mencari obat dan meminumnya sesuai prosedur agar rasa sakitnya kian menghilang. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah teman bermain, teman berbagi, dan lain-lain yang mana tingkat kebutuhan kita kepada kelompok ini adalah sekunder.

3. Teman seperti penyakit.
Yang namanya penyakit, pasti kita akan berusaha untuk menghindarinya agar tidak terjangkit. Makanya, kita akan melakukan dengan sedaya upaya supaya tubuh kita yang hanya satu-satunya ini tidak terkena penyakit. Kalau teman seperti ini tetap menemani kita, maka lama-kelamaan akan terjatuh ke dalam sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari. Sama halnya dengan penyakit. Apabila kita membiarkan sebuah bibit penyakit bersarang dan berkembang biak di dalam tubuh, maka penyakit tersebut menjadi kronis. Bahkan, penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian! Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah rasa malas, lalai, dan lain-lain yang sejenis. Berhati-hatilah.

4. Teman seperti racun.
Nah, kelompok yang satu ini harus diwaspadai. Sekali kita masuk ke dalam kelompok teman seperti ini, lama-kelamaan bisa terjerumus ke dalam jalan yang salah. Sangat berbahaya layanknya racun yang mematikan. Maka dari itu, kita harus ekstra waspada. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah seorang pembangkang, preman, ahli maksiat, dan sejenisnya. Waspadalah!

Begitulah seorang Alim Ulama mengelompokkan teman. Sebagai catatan, bahwasanya teman yang seperti racun lebih asyik diajak bergaul daripada teman yang seperti makanan pokok. Apa maksudnya? Maksudnya adalah, teman yang seperti racun, rayuan, ajakan, dan bujukannya, lebih disukai daripada teman yang seperti makanan pokok. Sebab, mereka (baca: teman yang seperti racun) mengajak kepada sesuatu yang mengenakkan bagi hawa nafsu kita, tapi hakekatnya salah. Konsekuensinya, kita malah rusak. Pokoknya, mereka mengajak kepada apa-apa yang kita sukai. Akan tetapi, pada akhirnya kita akan terjatuh ke dalam keburukan.

Sedangkan teman yang seperti makanan pokok, rayuan, ajakan, dan bujukannya, membawa kepada sesuatu yang membosankan. Sebab, mereka (baca: teman yang seperti makanan pokok) mengajak kepada sesuatu yang aneh dan begitu membosankan bagi hawa nafsu kita, tapi hakekatnya benar. Konsekuensinya, kita, Insya Allah, malah membaik. Pokoknya, mereka mengajak kepada apa-apa yang kita kurang atau bahkan tidak sukai dan membosankan. Akan tetapi, pada akhirnya kita akan berada dalam, Insya Allah, dalam jalan yang benar.

Penjelasan di atas senada dengan firman Allah 'Azza wa Jalla: “…boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu baik untuk kalian. Dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu buruk untuk kalian. Dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Jadi kesimpulan dari ayat di atas adalah, mungkin kita tidak mengetahui apa-apa yang kita sukai dan apa-apa yang kita benci adalah baik atau buruk untuk kita. Kita tidak mengetahui apa-apa. Hanya Allah yang mengetahui.

Nah, sekarang, jelas sudah pengelompokkan. Yang menjadi pertanyaan adalah, termasuk kelompok manakah temanmu? Dengan siapa kamu berteman dan bergaul? Jikalau kamu bergaul dengan kelompok yang pertama dan yang kedua, maka pertahankanlah! Ikatlah tali persahabatanmu dengan erat! Jangan sampai putus! Tetapi, jikalau kamu bergaul dengan kelompok yang ketiga dan keempat, maka lebih baik jauhilah!
Sebenarnya, tidak ada masalah jikalau kita ingin berteman dan bergaul dengan siapa saja. Akan tetapi, kita sendiri ‘kan tidak mengetahui dan tidak bisa berkehendak sesuai dengan kuasa kita –kalau kita ingin mengajak teman kita kepada jalan yang benar. Sama halnya dengan kita tidak mengetahui apakah kita akan membawa mereka dan berhasil menunjukkan kepadanya kebenaran atau bahkan kita akan dibawa oleh mereka dan berhasil dituntun kepada keburukan. Ketahui dan ingatlah, hidayah hanyalah milik Allah Subhaanahu wa Ta'alaa dan Dia akan memberikan hidayah-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Sedangkan kita? Kita tidak bisa memberikan hidayah tersebut kepada teman kita. Kita hanya bisa menyampaikan saja apa yang menjadi kebenaran. Selebihnya, kita serahkan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'alaa. Yang terpenting adalah, hujjah sudah disampaikan. Dengan demikian, agar tidak terjatuh kepada sesuatu yang tidak diinginkan, alangkah baiknya kalau kita mengambil langkah aman dengan berteman dan bergaul dengan kelompok pertama dan kelompok kedua. Memang begitu membosankan. Tapi, nikmatilah akhirnya! Daripada menikmati di bagian awal saja, tetapi menderita di bagian akhir, lebih baik awalnya dahulu yang susah dan menyenangkan di akhir.

Jadi, kesimpulannya adalah, kita hendaknya lebih kritis dalam hal memilih teman. Jangan salah memilih teman! Temanmu dapat menentukan masa depanmu. Jangan sampai masa depanmu yang telah kamu imnpi-impikan dan kamu idam-idamkan hancur dan luluh lantak karena temanmu! Jangan melihat kepada sisi yang menyenangkan saja! Akan tetapi, lihatlah juga konsekuensinya! Berhati-hatilah! Sebelum terlambat….!

Wallahu A’lam…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Proposal Ecommerce

Tugas SOFTKILL Ke-3 Mata Kuliah  PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA Proposal E-Commerce Bayu Watch Collection NAMA KELOMPOK : Bobby Chandra Ardian (51410427) Caesar Trihardi S (51410495) Fauzi Akhmad Diawan (52410661) Ibnu Antiko (53410357) Reza Eko Prasetyo (55410796) Rianto Aji Waskito (55410879) Wahyu Mohan (58410428)       UNIVERSITAS GUNADARMA 2013 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini dapat mengubah gaya hidup masyarakat, termasuk dalam hal perdagangan atau bisnis. Teknologi informasi saat ini sudah menjadi bagian utama dalam kegiatan bisnis dunia. Dengan berbasis teknologi informasi nilai bisnis diyakini akan semakin meningkat, oleh karena itu mutlak diperlukan pengembangan bisnis yang berbasis teknologi informasi. Bisnis secara atau berbasis teknologi informasi dapat melengkapi atau bahkan dapat menggantikan metode bisnis secara manual atau offline. Terlebih dalam penju...

Studentsite

Studentsite. Studentsite adalah sebuah fasilitas yang diberikan oleh Universitas Gunadarma kepada para mahasiswanya agar mereka dapat mengakses informasi-informasi paling update seputar kegiatan-kegiatan di Universitas Gunadarma. Seperti jadwal kuliah, jadwal seminar, dan masih banyak lagi. Bahkan, melalui Studentsite juga mahasiswa dapat melihat nilai rapornya. Jadi, fasilitas ini begitu memudahkan mahasiswa Gunadarma untuk mengakses informasi-informasi terkini perihal Gunadarma. Cara aktifasi ke situs Studentsite Gunadarma sangatlah mudah. Tapi akan menjadi begitu sulit untuk aktifasi Studentsite jikalau data yang dimasukkan ke dalam Studentsite kurang tepat dan akurat. Sebenarnya, kesalahan memasukkan data ke dalam Studentsite, yang utama, adalah dari pihak Studentsite-nya. Karena yang mengelola Studentsite juga manusia, pasti ada kesalahan dalam input biodata mahasiswa. Konsekuensinya, bagi mahasiswa yang dirasa belum beruntung...

E-Commerce

E-commerce adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penjualan suatu barang dan jasa melalui INTERNET. Dalam pengertian umum, hanya menciptakan situs WEB yang mengiklankan dan mempromosikan produk anda yg dapat dianggap “e-commerce.” Bisnis e-commerce sekarang menawarkan  toko online  yang rumit di mana pelanggan dapat mengakses ribuan produk, pemesanan, pilih metode pengiriman yang diinginkan dan membayar untuk pembelian menggunakan kartu kredit mereka. Apa yang anda butuhkan untuk memulai  toko online  anda sendiri tergantung pada sejumlah faktor, seperti bagaimana anda ingin menangani transaksi dan jenis keamanan apa yang ingin anda berikan. Sebagai contoh jika anda tidak perlu menerima kartu kredit atau proses transaksi secara online yang anda butuhkan hanyalah sebuah situs  Web  yang mendaftarkan produk anda. Menyediakan semacam formulir pemesanan dan daftar alamat di mana pelanggan anda harus mengirimkan pembayaran mereka. PERKE...