Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011

Kelompok-kelompok dalam Islam

Dalam hadits, Rasulullah pernah bersabda bahwasanya agama Islam sendiri terpecah ke dalam 73 kelompok. Seluruhnya masuk ke dalam neraka kecuali satu kelompok. Mereka adalah Al-Jama’ah. Maksudnya adalah mereka tetap berkumpul dan bertujuan sama, yaitu mengikuti Rasulullah dari segi aqidah, akhlak, ibadah, dakwah dan seluruh aspek kehidupannya. Berikut beberapa kelompok dalam Islam beserta pemikiran mereka yang hanya dapat penulis sebutkan : 1. Syi’ah Yang menjadi pemikiran mereka di antaranya adalah : - Ali bin Abi Thalib berhak menjadi khalifah pertama dibandingkan dengan Abu Bakar, Umar Bin Al-Khattab dan Utsman bi Affan. - 12 imam yang mereka anggap : Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husein bin Ali, Ali Zainal Abidin bin Husein, Muhammad bin Ali, Ja’far Shodiq, Musa bin Ja’far Shodiq, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan Al-Asykari bin Ali dan Muhammad Al-Mahdi bin Hasan. - Al-Imamiyah (Kepemimpinan) dari wasiat imam sebelumnya secara nash (teks) atau

Mencari Jalan Tengah Antara Lelaki dan Perempuan

Seorang lelaki mengatakan kepada seorang perempuan, “Kamu harusnya ngertiin aku dong! Aku sudah capek begini, kamu masih aja maksa aku nemenin kamu jalan-jalan.” Padahal di sisi lain, si lelaki tidak mengerti si perempuan. Kesannya hanya ingin dimengerti saja. Dan seorang perempuan mengatakan kepada seorang lelaki, “Kamu gimana, sih? Masa aku harus datang ke tempat kamu sekarang? Aku kan lagi sakit. Kamu ngertiin aku kenapa sih?” Padahal di sisi lain, si perempuan tidak mengerti si lelaki. Kesannya adalah sama, ingin dimengerti. Dari kedua ilustrasi di atas, terjadi kurangnya rasa pengertian antara lelaki dan perempuan. Di suatu sisi, si lelaki menginginkan untuk diperhatikan oleh si perempuan. Dan begitu pula perempuan, menginginkan untuk diperhatikan oleh si lelaki. Terjadi ketidakseimbangan keinginan antara mereka yang mana memang tiap individu menginginkan untuk diperhatikan. Hal ini merupakan bentuk daripada sebuah keegoisan. Bagaimanakah seharusnya? Sebagaimana pada judul

Kaidah Penting

Ada sebuah pernyataan atau bisa dikategorikan sebuah keinginan yang begitu diimpikan oleh banyak umat manusia. Pernyataan atau keinginan tersebut adalah, “Saya menginginkan hidup dalam suasana yang damai, aman terkendali dan tentram dimana tiada kejahatan, kerusakan, sengketa, kerusuhan, perselisihan, permusuhan dan pertikaian.” Sekali lagi, pernyataan atau keinginan tersebut begitu sangat didambakan oleh kebanyakan umat manusia. Siapa, sih, yang tidak menginginkan hidup dalam kedamaian? Tiada terdengar suara-suara yang membicarakan kejahatan, tali persahabatan yang begitu erat dan semuanya berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Namun, apakah semua itu bisa diwujudkan? Jawabannya adalah, ‘Ya!’. Kenapa tidak? Semua yang ada di dunia ini tiada yang mustahil. Akan tetapi, kita tidak akan pernah bisa menghapus, bahkan menghilangkan esensi dari kejahatan, kerusakan dan sejenisnya. Pertanyaannya adalah, mengapa demikian? Ada sebuah kaidah dalam kehidupan atau bisa ju

Perkembangan Individu

Setiap atau masing-masing pribadi atau individu merasakan, mengalami, melakukan dan dibebankan berbagai peranan dan permasalahan yang berasal dari kondisi keberlangsungan dan kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Dari keberlangsungan dan kebersamaan hidup tersebut terjadilah yang namanya interaksi sosial. Terkadang atau bahkan sering terjadi konflik dalam seseorang dikarenakan perkataan dan perbuatannya yang merupakan ciri khas dirinya bertolak belakang dengan peranan yang diminta dan dituntut oleh masyarakat dan lingkungan sekitar. Akan tetapi, itu merupakan sebuah kewajaran bagi seseorang yang sedang beradaptasi dengan lingkungannya dan masyarakat sebagai bentuk atau bagian dari tingkah laku sosial masyarakatnya. Keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai pribadi atau individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memaknakan “matang” dengan konteks sosial. Dengan artian, seseorang telah dapat menemukan kepribadiannya atau proses penyesuaian diri

Masalah Sosial

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. (http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat) Masalah sosial juga adalah suatu keadaan atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat dengan dasar belajar, memiliki tingkah laku yang dapat menyebabkan kekacauan, bahkan perpecahan terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat. Masalah sosial timbul disebabkan dengan terjadinya perbedaan yang nyata antara nilai dalam masyarakat dengan kenyataan yang ada. Dan masalah sosial tersebut ada disebabkan telah ditetapkan oleh kelompok yang memiliki kuasa khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial dan lain-lain. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi

Kemampuan Personal 2

Artikel ini merupakan sambungan atau lanjutan daripada artikel sebelumnya. Pada artikel sebelumnya, dijelaskan lebih kepada definisi dan analogi sederhana daripada kemampuan personal juga kemampuan-kemampuan yang lain sebagai pendukung daripada kemampuan personal, kemampuan akademis dan kemampuan profesional. Sedangkan pada artikel ini, penulis akan mencoba untuk memperjelas apa yang menjadi maksud dan tujuan daripada kemampuan personal serta disandingkan dengan kemampuan akademis dan kemampuan profesional dengan mencoba menjelaskan dengan permisalan. Pada artikel pertama, penulis memberikan gambaran dengan seorang bendahara atau seseorang yang bekerja di bagian keuangan. Mari kita coba perhatikan kaitan atau hubungan antara kemampuan akademis, kemampuan profesional dan kemampuan personal dengan profesi bendahara atau seseorang yang bekerja di bagian keuangan. Dengan kemampuan akademis, seorang bendahara atau seseorang yang bekerja di bagian keuangan diharuskan memiliki kemampuan me

Aku dan Sebilah Pisau

Aku heran. Setiap langkahku, tatapan mataku dan gerak-gerikku senantiasa diperhatikan orang di sekitarku. Dan cara mereka memandangku pun tiada ramah. Padahal, setiap aku berlalu dari mereka, aku selalu menebarkan senyuman dan terlihat buru-buru. Mereka hanya membalas dengan senyuman yang terkesan sinis. Mereka pun membuntutiku dari belakang. Perasaanku semakin tidak enak. Aku pun memacu langkahku dengan cepat menuju rumahku. Dan orang-orang yang membuntutiku pun juga ikut mempercepat langkahnya agar tidak tertinggal di belakangku. Sesampainya aku di rumah, aku langsung menuju halaman depan rumah menemui istriku yang sedang menungguku. Semua orang yang mengikutiku pun memasang matanya dengan baik memfokuskan perhatian diriku dan istriku. Serentak mereka semua berkata, “Oh, kirain kenapa!?!” Bahkan ada yang berkata, “Hampir aja saya hubungi polisi. Eh, tau-nya Cuma begini.” Istriku heran. Anak-anakku heran. Aku, yang dari awal heran, semakin menjadi-jadi saja herannya. Apa yang seb

Kemampuan Personal 1

Kemampuan personal merupakan kemampuan yang datangnya dari diri sendiri, dengan pengetahuan mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang menggambarkan kepribadian Indonesia, memahami nilai-nilai keagamaan, memiliki wawasan yang luas dan mempunyai kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kemampuan personal juga merupakan salah satu dari kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang disamping kemampuan akademik dan kemampuan profesional. Kemampuan akademik adalah kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara ilmiah, baik secara tersirat maupun tersurat, mendalami dan menguasai peralatan analisis, berfikir secara logis, kritis, penuh dengan perhitungan yang matang, mampu merumuskan dan menuntaskan masalah. Sedangkan kemampuan profesional adalah kemampuan dalam suatu bidang profesi yang ahli di bidangnya. Sebagai contoh saja, jika salah satu dari tiga keterampilan atau kemampuan tersebut tidak dimiliki dan dikuasai oleh seorang bendah

Organisasi

Organisasi adalah wadah untuk sekelompok individu yang berinteraksi dalam kekuasaan tertentu. Organisasi yang dibentuk terdiri dari beragam kelompok yang mempunyai kepentingan yang sama demi mewujudkan dan mencapai tujuan bersama. Secara umum, organisasi dapat diartikan sebagai wadah tempat orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam hal memanfaatkan sumber daya materi maupun nonmateri sarana dan prasarana, dan data yang digunakan secara efisien serta efektif untuk mencapai tujuan organisasi. (http://www.anneahira.com/pengertian-organisasi.htm) Organisasi di lingkungan masyarakat luas ada yang memberikan nilai positif dan ada juga yang memberikan nilai negatif. Sebagai contoh, untuk organisasi yang memberikan nilai positif adalah GPL (Gerakan Peduli Lingkungan). Mungkin apa yang dilakukan oleh GPL sederhana. Akan tetapi, memberikan nilai positif bagi lingkungan sekitar. Mereka mengumpulkan sampah-

Antara Tidak dan Belum

Ada seseorang berkata, “Saya tidak bisa melakukan ...” Ada juga seseorang yang berkata, “Saya belum bisa melakukan ...” Dan berbagai redaksi yang sejenis. Namun, adakah perbedaan dari kedua redaksi atau pernyataan tersebut? Ya, tentu ada. Perhatikan tulisan yang tercetak miring! Redaksi atau pernyataan pertama, seseorang berkata dengan kata ‘tidak’. Sedangkan redaksi atau pernyataan kedua, seseorang berkata dengan kata ‘belum’. Apakah perbedaan antara kata ‘tidak’ dan kata ‘belum’? Tiap redaksi atau pernyataan di atas memiliki tujuan dan maksud masing-masing. Untuk redaksi atau pernyataan pertama, seseorang berkata, “Saya tidak bisa melakukan ...”. Kata ‘tidak’ menandakan bahwasanya memang tiada sama sekali kemampuan, bahkan keinginan untuk mencapai sebuah tujuan. Kata ‘tidak’ juga seolah-olah menafikan bahwasanya orang tersebut memang tidak mampu sama sekali dan tiada usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan pada redaksi atau pernyataan kedua, seseorang berk