Hidup di dunia yang terbentang luas ini, umat manusia begitu banyak dihadapkan dengan masalah. Setelah mendapat masalah, diberikan pilihan-pilihan demi menghasilkan keputusan terbaik untuk masalahnya. Dalam kondisi apapun, pasti di sana ada pilihan. Bahkan dalam keadaan terdesak. Pencuri ketika dihadapkan dengan kondisi telah dikepung oleh masyarakat, sebagai contoh.
Pencuri tersebut mempunyai beberapa pilihan, kalau dia tidak menyerah maka masyarakat akan menghakiminya dengan cara mereka dan pastinya nyawa pencuri tersebut akan terancam. Pilihan selanjutnya adalah kalau pencuri tersebut menyerah maka masyarakat akan menghakiminya juga, akan tetapi dengan cara yang lebih baik daripada dia tidak menyerah. Meskipun pilihan yang penulis sebutkan tadi terasa pahit kedua-duanya, setidaknya pilihan yang kedua lebih aman bagi pencuri tersebut.
Sekali lagi, dalam keadaan apapun, kondisi apapun, entah dalam keadaan sedang lapang atau terdesak, di sana pasti ada pilihan. Mungkin saja pilihan itu terbaik atau terburuk. Yang paling mengerti pilihan mana yang terbaik dan terburuk adalah diri kita masing-masing. Jika kita menginginkan yang terbaik, tentu kita akan mengambil pilihan yang terbaik. Semua suka yang terbaik, kecuali bagi mereka yang memang tidak menyukai yang baik-baik.
Apapun pilihannya, itu semua tergantung kepada diri masing-masing. Karena diri kita lah yang menjalani hidup, kita yang memilih, kita yang menghadapi. Pilih yang terbaik menurut kita selama kita nyaman dan tenang jika kita mengambil pilihan tersebut.
Namun, apakah sampai di situ saja? Tidak!
Kita hidup sebagai makhluk sosial, berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Walaupun kita telah mengambil pilihan yang terbaik menurut kita, kita juga harus memerhatikan pendapat mereka tentang pilihan kita. Berusahalah untuk berlapang dada menerima apapun pendapat atau pandangan mereka. Kritik dan saran mereka tetap harus kita dengarkan dan kita terima demi mencapai pilihan yang terbaik. Jangan lebih mementingkan diri sendiri! Bagaimana jika pilihan yang kita ambil itu ternyata merugikan orang lain? Tidakkah kita bersalah?
Selain berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita, kita juga hidup di Negara yang memiliki aturan-aturan dan norma-norma yang diberlakukan. Tidak bisa semena-mena kita mengajukan hak atau pilihan kita. Ada aturan tersendiri untuk menyalurkan hak atau pilihan kita.
Selain itu, kita juga hidup dengan ruang lingkup Agama yang kita anut. Agama juga memiliki aturan-aturan dan batasan-batasan. Jangan pernah kita melanggar apa yang sudah dilarang oleh Agama kita! Karena pembalasannya di dunia kita dapat, akhirat pun juga dapat bahkan lebih parah lagi.
Intinya adalah, di dalam kondisi dan keadaan apapun, entah dalam keadaan terdesak atau lapang, di sana pasti ada pilihan yang harus kita ambil. Pilihlah yang terbaik menurut kita, pendapat dan pandangan orang-orang di sekitar kita, menurut aturan-aturan, norma-norma dan batasan-batasan yang telah diberlakukan oleh Negara dan Agama sehingga tercetuslah pilihan yang terbaik dari yang terbaik. Itulah makna dari sebuah pilihan.
Allahu A’lam…
Komentar
Posting Komentar