Dunia ini membuatku heran dan bingung. Fungsi dan arti dari persahabatan, dewasa ini, sangatlah berbeda dengan fungsi dan arti yang dulu. Memang, fungsi dan arti persahabatan yang masih melekat hingga dewasa ini salah satunya adalah menghibur disaat sedih, menemani disaat sendiri dan mendukung ketika butuh dukungan. Akan tetapi, ada saja beberapa pandangan dan asumsi dari sebahagian orang yang saya rasa pandangan dan asumsi tersebut menjadi alasan mereka untuk menunda-nunda hak dari temannya.
Contoh kecilnya adalah ketika seseorang meminjam uang kepada temannya. Ia berjanji akan mengembalikannya sesuai dengan janji yang ia tentukan bersama temannya. Tetapi, batas waktu yang telah ditentukan telah berlalu, sedangkan ia belum mengembalikan uang tersebut. Dengan alasan yang cukup klasik dan saya pribadi tidak menyukai alasan tersebut, “Ah, nyantai aja. Kan ama temen ini ngutangnya. Jadi yaa nyantai aja.”
Tidakkah ia berpikir? Ia sudah berjanji untuk mengembalikan uang temannya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, tetapi malah belum mengembalikannya. Bahkan dengan mengatasnamakan persahabatan, ia terus menunda-nunda pengembalian uang temannya. Oke kalau temannya mengerti dan menerima. Tetapi, bagaimana jika temannya itu sedang membutuhkan uang tersebut?
Janji adalah janji yang harus ditepati. Persahabatan adalah persahabatan yang harus dijaga. Sangatlah tidak logis, bahkan memalukan ketika sebuah tali persahabatan terputus hanya disebabkan oleh pengembalian pinjaman uang yang ditunda-tunda. Janji tidak sama dengan persahabatan. Persahabatan adalah hubungan yang terjalin antara manusia dengan manusia yang lain. Perjanjian adalah hubungan yang terjalin antara manusia dengan temannya dan juga Allah.
Sebenarnya masih banyak contoh yang mengatasnamakan persahabatan untuk sebuah perkara yang negatif. Seperti menolong teman untuk keburukan dan sejenisnya. Dengan mudah mereka mengatakan, “Demi temen deh, gue rela bantuin lo nyolong.” atau dengan redaksi lainnya.
Dari renunganku ini, saya mendapatkan pelajaran berharga. Diantaranya adalah persahabatan. Harta yang paling berharga adalah persahabatan. Jaga dan lindungi harta berharga tersebut agar di kemudian hari harta tersebut akan terukir indah dalam kenangan kita. Persahabatan bukanlah sebuah alasan untuk dijadikan batu loncatan untuk menghindar dari sebuah perjanjian. Janji adalah sesuatu yang harus ditepati dan akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
Mungkin agak aneh apa yang saya renungkan ini. Atau bahkan ada yang memandang biasa saja dengan renungan saya ini. Malah mungkin dianggap terlalu repot mengurus masalah seperti ini. Tapi, inilah buah pemikiran dan renungan saya agar tidak tersendat di otak saja. Lebih baik saya tuangkan ke dalam tulisan ini. Sungguh indah persahabatan yang terjaga dan terjalin hingga akhir hayat. Sungguh indah bila janji bisa ditepati di waktunya.
Allahu A'lam
Komentar
Posting Komentar