Kehidupan tidaklah selamanya menyenangkan. Kehidupan tidaklah hanya berisi kebahagiaan dan kesenangan semata. Di dalam kehidupan terdapat kesusahan juga penderitaan.
Yang ingin penulis bahas di sini adalah bagaimana manusia menyikapi atau menanggapi penderitaan itu.
Sebahagian dari kita menanggapi suatu penderitaan adalah dengan menyalahkan alam jika karena bencana alam, atau bahkan sampai pada tahap menyalahkan Tuhan. Kalau saja diberikan kenikmatan dan rezeki tiadalah kita mengingat-Nya. Hanya dalam keadaan sedang susah, terpojok dan menderita saja kita baru mengingat-Nya dan bahkan seperti tadi, menyalahkan-Nya.
Sebenarnya, kalau kita tinjau lebih jauh, banyak sekali perbuatan-perbuatan yang memberikan timbal balik kepada kita yang berupa penderitaan. Seperti contoh umum adalah penebangan pohon secara liar yang dapat menyebabkan erosi dan banjir karena penyerapan air ke dalam tanah berkurang. Dan masih banyak lagi. Itu semua adalah karena perbuatan kita. Bukannya kita mensyukuri apa yang telah diberikan dengan menjaga dan melestarikan hutan, tetapi malah kita merusaknya.
Tidak semua kesalahan dapat dilimpahkan kepada Tuhan. Lagipula, Tuhan tidak pernah memberikan sebuah musibah kecuali jika hamba-hamba-Nya melanggar apa yang telah menjadi ketentuan-Nya. Itu pasti dan absolut.
Yang seharusnya kita lakukan adalah introspeksi diri dan melihat kepada prilaku kita masing-masing. Sudahkah kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya? Sudahkan kita menunaikan apa yang Dia inginkan? Kalau belum, segera tunaikan sebelum nyawa kita dicabut. Jangan pernah mengeluh atas apa yang telah Tuhan timpakan kepada kita. Akan tetapi, jadikanlah itu sebagai pelajaran untuk kita agar dapat lebih mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya. Karena tiadalah sebaik-baiknya guru kalau bukan pengalaman kita dalam menghadapi sesuatu, entah itu berupa kebahagiaan atau berupa musibah atau penderitaan.
Komentar
Posting Komentar