Tiap orang pastilah memiliki pandangan hidup mereka. Dengan pandangan mereka tersebut jadilah sebuah prinsip hidup. Ada yang menjadikan pengalaman mereka sebagai pandangan hidup mereka, ada juga yang menjadikan orang-orang berpengaruh sebagai pandangan hidup mereka dan masih banyak lagi rujukan-rujukan mereka yang dijadikan sebagai prinsip dan pandangan hidup mereka.
Semua itu tidak masalah. Tiap orang memiliki tujuan hidup dan pandangan hidup masing-masing. Karena dengan itulah, mungkin mereka bisa memotivasi diri mereka agar bisa bertahan hidup di tengah-tengah persaingan yang ketat di kehidupan ini.
Namun, yang menjadi masalah adalah apakah prinsip dan pandangan hidup kita ini sudah benar, benar dalam artian tidak mengganggu keresahan orang-orang di sekitar kita, tidak juga merugikan mereka?
Ada sebahagian orang yang memiliki pandangan hidup, tetapi membuat resah orang-orang di sekitarnya. Seperti yang sedang heboh beritanya akhir-akhir ini mengenai teroris. Apa yang mereka inginkan, apa yang mereka cita-citakan, apa yang mereka angan-angankan semua baik dan tidak diragukan. Hanya saja, bagaimana aplikasi dan interpretasi mereka dalam menjalani apa yang mereka inginkan, cita-citakan dan angan-angankan yang kurang tepat.
Dalam kacamata Islam, berjihad adalah wajib. Wajib di sini juga memiliki aturan khusus yang merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Di antaranya adalah kita sebagai mujahidin tidaklah boleh bahkan dilarang keras merusak pepohonan, bangunan-bangunan di sekitar medan perang. Tapi, apa yang kita lihat? Betapa banyak bangunan-bangunan dan tumbuh-tumbuhan di sekitar kita yang rusak akibat dari ledakan-ledakan yang timbul.
Di antaranya juga adalah kita sebagai mujahidin tidaklah boleh bahkan dilarang keras membunuh kaum wanita juga anak-anak kecil. Tapi, bagaimana realitanya? Begitu banyak para wanita dan anak-anak kecil yang menjadi korban dalam aksi pengeboman yang sedang begitu marak akhir-akhir ini.
Yang menjadi titik permasalahannya di sini adalah bagaimana kita memahami agama ini secara utuh dan tidak ada penyelewengan. Mungkin, ilmu agama yang sudah didapat dan dipelajari begitu banyak. Tetapi, cara memahami ilmu dan aplikasinya dalam kehidupan yang menjadi cerminan ilmu kita.
Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah, masing-masing kita boleh memiliki prinsip dan pandangan hidup yang beragam selama prinsip dan pandangan hidup tersebut tidak merugikan orang-orang di sekitar kita. Bukankah menjadi sebuah kepuasan tersendiri jika prinsip dan pandangan hidup kita menjadi panutan bagi penerus kita jika banyak juga yang menyukai prinsip dan pandangan hidup kita?
Wallahu A’lam
Komentar
Posting Komentar