Langsung ke konten utama

Aku dan Sebilah Pisau

Aku heran. Setiap langkahku, tatapan mataku dan gerak-gerikku senantiasa diperhatikan orang di sekitarku. Dan cara mereka memandangku pun tiada ramah. Padahal, setiap aku berlalu dari mereka, aku selalu menebarkan senyuman dan terlihat buru-buru. Mereka hanya membalas dengan senyuman yang terkesan sinis.

Mereka pun membuntutiku dari belakang. Perasaanku semakin tidak enak. Aku pun memacu langkahku dengan cepat menuju rumahku. Dan orang-orang yang membuntutiku pun juga ikut mempercepat langkahnya agar tidak tertinggal di belakangku.


Sesampainya aku di rumah, aku langsung menuju halaman depan rumah menemui istriku yang sedang menungguku. Semua orang yang mengikutiku pun memasang matanya dengan baik memfokuskan perhatian diriku dan istriku. Serentak mereka semua berkata, “Oh, kirain kenapa!?!” Bahkan ada yang berkata, “Hampir aja saya hubungi polisi. Eh, tau-nya Cuma begini.”

Istriku heran. Anak-anakku heran. Aku, yang dari awal heran, semakin menjadi-jadi saja herannya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Ketika keramaian orang-orang yang membuntutiku mulai bubar, ada seorang lelaki teduh bersahaja menghampiri kami sekeluarga. Aku bertanya, “Pak, ada apa yaa? Kok pada rame begitu?” Maka lelaki tersebut menceriterakan dari awal.

Terjawab sudah! Ternyata disebabkan sebilah pisau yang baru saja kubeli dari toko seberang. Setelah membeli pisau itu, aku segera bergegas menuju ke rumah dengan keadaan pisau itu kugenggam layaknya pedang yang terhunus sehingga menarik perhatian orang-orang di sekelilingku. Apalagi, saat itu, mimik wajahku terkesan agak geram dan terburu-buru bagai anak ayam takut tertinggal induknya. Padahal, aku hanya ingin segera sampai di rumah agar istriku tidak terlalu lama menungguku. Sebab istriku ingin memotong sekerat daging dan sayur-sayuran untuk masak tongseng kesukaanku dan anak-anakku.

Lelaki tersebut berpesan kepadaku, “Saudaraku, mungkin saja dirimu mengira kalau perbuatanmu tadi biasa saja dan wajar-wajar saja. Akan tetapi, orang-orang di sekitarmu tidak mengetahui apa maksud dari perbuatanmu tadi. Mereka hanya dapat melihat secara tampaknya saja. Oleh karenanya, hendaknya kamu lebih berhati-hati di setiap perkataan dan tingkah lakumu. Bisa saja maksud yang kita inginkan baik, tetapi terlihat berbeda di mata orang lain.

Gara-gara perbuatanku tersebut, membuat warga kampung gempar. Huft, betapa cerobohnya diriku!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Proposal Ecommerce

Tugas SOFTKILL Ke-3 Mata Kuliah  PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA Proposal E-Commerce Bayu Watch Collection NAMA KELOMPOK : Bobby Chandra Ardian (51410427) Caesar Trihardi S (51410495) Fauzi Akhmad Diawan (52410661) Ibnu Antiko (53410357) Reza Eko Prasetyo (55410796) Rianto Aji Waskito (55410879) Wahyu Mohan (58410428)       UNIVERSITAS GUNADARMA 2013 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini dapat mengubah gaya hidup masyarakat, termasuk dalam hal perdagangan atau bisnis. Teknologi informasi saat ini sudah menjadi bagian utama dalam kegiatan bisnis dunia. Dengan berbasis teknologi informasi nilai bisnis diyakini akan semakin meningkat, oleh karena itu mutlak diperlukan pengembangan bisnis yang berbasis teknologi informasi. Bisnis secara atau berbasis teknologi informasi dapat melengkapi atau bahkan dapat menggantikan metode bisnis secara manual atau offline. Terlebih dalam penju...

E-Commerce

E-commerce adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penjualan suatu barang dan jasa melalui INTERNET. Dalam pengertian umum, hanya menciptakan situs WEB yang mengiklankan dan mempromosikan produk anda yg dapat dianggap “e-commerce.” Bisnis e-commerce sekarang menawarkan  toko online  yang rumit di mana pelanggan dapat mengakses ribuan produk, pemesanan, pilih metode pengiriman yang diinginkan dan membayar untuk pembelian menggunakan kartu kredit mereka. Apa yang anda butuhkan untuk memulai  toko online  anda sendiri tergantung pada sejumlah faktor, seperti bagaimana anda ingin menangani transaksi dan jenis keamanan apa yang ingin anda berikan. Sebagai contoh jika anda tidak perlu menerima kartu kredit atau proses transaksi secara online yang anda butuhkan hanyalah sebuah situs  Web  yang mendaftarkan produk anda. Menyediakan semacam formulir pemesanan dan daftar alamat di mana pelanggan anda harus mengirimkan pembayaran mereka. PERKE...

Manusia dan Harapan

Tiap manusia memiliki harapan. Kalau tidak memiliki harapan, manusia bagaikan seonggok daging berbentuk indah, terstruktur yang hidup. Harapan akan menjadi sebuah kenyataan jika kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh, berdoa dan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar kiranya harapan kita dikabulkan. Dengan segala harapan yang dimiliki seseorang, mereka akan berjuang demi mencapai harapannya. Namun, ia tidak sendiri. Ada sejumlah orang di sekitarnya yang dapat membantunya. Karena itulah akan terjadi sebuah interaksi sosial sehingga manusia disebut makhluk sosial. Manusia dengan segala harapannya berkeinginan agar semua harapannya dapat terwujudkan. Akan tetapi, apakah akan didapatkan dengan mudah tanpa usaha sama sekali? Semua akan bisa dan dapat terealisasikan sesuai dengan apa yang kita harapkan jika saja kita yakin, percaya, berusaha dan tawakkal kepada-Nya. Itu kuncinya. Tanpa kunci tersebut, belum tentu harapan kita dapat terealisasikan. Allahu A’lam..