Setiap atau masing-masing pribadi atau individu merasakan, mengalami, melakukan dan dibebankan berbagai peranan dan permasalahan yang berasal dari kondisi keberlangsungan dan kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Dari keberlangsungan dan kebersamaan hidup tersebut terjadilah yang namanya interaksi sosial.
Terkadang atau bahkan sering terjadi konflik dalam seseorang dikarenakan perkataan dan perbuatannya yang merupakan ciri khas dirinya bertolak belakang dengan peranan yang diminta dan dituntut oleh masyarakat dan lingkungan sekitar. Akan tetapi, itu merupakan sebuah kewajaran bagi seseorang yang sedang beradaptasi dengan lingkungannya dan masyarakat sebagai bentuk atau bagian dari tingkah laku sosial masyarakatnya.
Keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai pribadi atau individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memaknakan “matang” dengan konteks sosial. Dengan artian, seseorang telah dapat menemukan kepribadiannya atau proses penyesuaian dirinya sebagai bagian dari lingkungannya yang telah terbentuk.
Pengalaman pribadi saya, setelah enam tahun tinggal di pesantren dan kembali ke rumah, saya merasakan suasana yang berbeda dibandingkan dengan suasana di pesantren. Sewaktu di pesantren, saya dituntut untuk bisa hidup mandiri, dapat bersosialisasi dengan kawan-kawan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Itu menyebabkan saya dapat mengetahui karakter-karakter dari masing-masing orang, dapat menyelesaikan dan menuntaskan masalah sendiri dan masih banyak lagi yang saya dapatkan dari ilmu kehidupan sehingga dapat menerapkannya ketika berlibur atau telah lulus kelak di rumah dan lingkungan sekitar.
Dari pesantren juga, saya dapat mengerti dan memahami agama Islam yang sesungguhnya dan mempelajarinya dengan sangat mendalam. Dan yang tidak kalah pentingnya, saya dapat mengerti juga memahami arti dari persahabatan dan persaudaraan. Saya dan kawan-kawan tinggal di satu asrama, melewati hari dengan penuh rasa suka maupun duka. Ketika ada kesedihan berlabuh di antara kami, kami menghibur dan berusaha membuat dia tersenyum dan senang. Ketika ada kebahagiaan menghampiri kami, kami ikut bersama bahagia dan senang dengan kebahagiaan yang didapat oleh salah seorang dari kami.
Saya pribadi, syukur Alhamdulillah, dapat menyatu dengan lingkungan pesantren. Saya termasuk orang yang dikenal di sana karena kebaikan yang saya lakukan. Itu pun menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Namun, di samping itu, saya juga memikul beban berat karena harus konsekuensi dengan judge yang telah mereka berikan kepada saya. Tentu saya harus lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya.
Sekarang, setelah saya lulus dari pesantren dan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, saya mendapatkan suasana dan keadaan lingkungan yang berbeda yang membuat saya harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang saya singgahi saat ini. Berusaha fleksibel dan bisa menempatkan diri sesuai pada lingkungannya.
Ada sebahagian orang yang menerima saya dengan baik dan ada juga yang sebaliknya. Itu semua kembali ke diri saya sendiri dan menjadi bahan koreksi dan introspeksi diri jikalau ada memang yang tidak suka atau tidak menerima kehadiran saya dengan berusaha menjadi lebih baik di hadapan mereka dan menciptakan senyuman di wajah mereka. Dan pada akhirnya, mereka menerima kehadiran saya dengan baik dan saya, bisa dikatakan, sebagai rujukan di kala masalah agama yang dirasa masih ragu atau mungkin kontroversi di antara mereka. Dan sekali lagi, perkara ini juga menjadi beban berat untuk saya karena sampai saya salah menyampaikan, maka saya akan menjerumuskan mereka ke dalam pemahaman yang salah. Maka dari itu, saya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan kalimat dan mengeluarkan dalil-dalil yang berkaitan dengan masalah agama.
Intinya adalah, saya pribadi tiada bisa menilai diri sendiri karena khawatir jikalau saya menilai diri sendiri adalah banyak yang disebutkan adalah yang baik-baiknya saja. Yang bisa menilai saya adalah orang-orang di sekitar saya yang secara langsung melihat sepak terjang saya di lingkungan. Karena mungkin saja apa yang saya lakukan atau katakan, menurut saya adalah baik, tetapi dinilai kurang baik di mata orang lain. Begitupun sebaliknya.
Allahu A’lam
Komentar
Posting Komentar